catatan ayu

  • Home
  • About Me
  • C-BOX
  • Uneg-uneg
  • NOvel
  • Tips Tricks
Home » novel » Sampai kapan aku harus menunggu?

Tuesday, 25 June 2013

Sampai kapan aku harus menunggu?

assalamualikum , selamat malah teman blog semua,,kali ini ayu ingin membagikan sebuah cerpen berjudul  "Apakah aku harus menunggunya? " (edit admin),menurut aku ini cerita yang bagus menceritakan sebuah cinta seorang wanita yang mencintai seorang lelaki hingga akhir hidup lelaki itu,,langsung aja yuk dibaca

Disini, di bawah sinar rembulan. Aku selalu menunggunya, menunggu dia yang aku cintai. Walaupun sia-sia saja penantian ini.Aku seorang yang bisu. Bisu dalam cinta. Tak pernah aku ungkapkan rasa rinduku padanya. Bahkan hanya air mata yang keluar dari mataku ketika mengingatnya.
Dulu aku dan dia selalu bersama di dalam sebuah persahabatan. Di masa susah dan senang. Tak pernah kita terpisah. Hingga pada suatu saat aku harus menerima kenyataan pahit bahwa dia harus berpisah dariku.

Belanda. Dia di Belanda. Di sebuah negara yang membuat dirinya sendiri damai. Membuat kebebasan mutlak bagi dirinya sebagai seorang gay. Mungkin semua orang berpikir bahwa aku ini wanita bodoh yang tidak bisa mencari seorang pria sejati. Tidak! Aku tegaskan pada kalian! Dia pria sejati dimataku. Dia sosok yang tegas. Dialah yang membuatku merasa berbeda.


Sampai Kapan Aku Harus Menunggu
Selama kami bersahabat. Tak pernah aku lihat dia menyukai sesama jenisnya. Bahkan semua orang menganggap kami sebagai sepasang kekasih. Kami bersahabat semenjak kami duduk di bangku SMA. Entah mengapa, kami selalu masuk dalam kelas yang sama saat pembagian. Sehingga itu membuat kami tak terpisahkan. Aku benar-benar merasakan ada cinta diantara kami. Namun semua itu pupus semenjak dia berkata tentang kehidupannya yang sebenarnya menjelang hari kelulusan. Hatiku sakit. Sepertinya percuma saja aku mengungkapkan cintaku padanya,
“La, maafin gue ya.” katanya pelan,
“Maaf kenapa Joe?” tanyaku,
“Sheila. Gue gu-gue...”
“Lo kenapa?”
“Gue gay La.”

Mendengar ucapannya itu hatiku serasa tersayat. Seorang Joe yang sangat terkenal sebagai pria tertampan di sekolah dan terkenal pandai itu ternyata gay. Aku seperti tertampar.
“Lo bercanda kan?”
“Eng-enggak La.”
“Nggak mungkin. Gue nggak pernah lihat lo pacaran sama cowo!”
“Ta-tapi gue pernah backstreet sama...”
“Sama siapa Joe?”
“Randy.” jawabnya singkat dan dia menundukan kepalanya.

Randy? Aku benar-benar tidak percaya. Randy adalah mantan pacarku. Dan dia juga gay? Apa nasibku yang mencintai seorang pria gay? Kenapa?
“Joe! Apa lo nggak nyadar kalo selama ini ada cewe yang bener-bener sayang sama lo?” Bentakku,
“Maaf La. Tapi gue beneran bahagia dengan keadaan ini.”
“Lo bodoh Joe! BODOH!” Bentakku lagi, lalu aku pergi meninggalkannya.
Aku masih terpukul dengan ungkapan Joe. Aku merasa terbunuh saat itu. Padahal aku ingin mengatakan bahwa aku mencintainya lebih dari sahabat. Mulutku membisu dengan sendirinya. Hanya air mata yang mengalir dari mataku ini.

Setelah kelulusan, Joe melanjutkan kuliahnya ke Belanda. Dia hanya beralasan bahwa disana dia ingin belajar dengan baik. Namun aku tahu alasan sesungguhnya. Agar dia bisa bebas menikmati penyakitnya. Penyakit gay yang sangat menjijikanku.
Walaupun aku tidak bisa memaafkannya. Aku masih saja menunggunya. Aku masih saja mengenangnya. Aku menjadi bodoh karena cinta. Namun aku bisu dengan cinta.
Tiga tahun kemudian aku menerima sebuah surat dari Joe. Sebuah kabar bahwa dia akan pulang ke Indonesia sebulan kemudian. Tepat saat Valentine. Aku hanya menunggunya dengan sabar. Walau hatiku masih terluka menerima kenyataannya.

Hari Valentine tiba. Joe benar-benar kembali. Dia memberiku sebuah hadiah. Dia menyatakan cintanya padaku. Dia berkata bahwa dia sudah tidak mau memiliki pasangan sejenis lagi. Namun itu sungguh membuatku bingung. Aku benar-benar membisu ketika dia berkata cinta.
Aku memang menerima cintanya. Dia hadiah terindah di hari Valentine ini apalagi sekarang dia memang sudah jauh berbeda. Dia Sarjana sekarang. Dia lulusan Belanda. Dia memang hebat karena hanya dalam tiga tahun saja dia sudah bisa lulus sedangkan aku masih menunggu setengah tahun lagi untuk lulus.
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Setelah aku tahu bahwa Joe positif HIV. Apakah ini alasan dia untuk tidak lagi gay? Lagi-lagi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku ingin marah, namun di dalam hatiku aku masih mencintainya.

Apapun kondisi Joe aku tetap mencintainya. Hingga dia benar-benar tidak berdaya dan hanya terbaring di atas tempat tidur. Sudah satu minggu dia menginap di rumah sakit dengan kondisi yang semakin parah.
“Sheila.” Ucapnya lirih,
“Joe? Lo harus kuat!” Kataku,
“Kapan gue bisa pulang ke rumah?”
“Tunggu kondisi lo membaik ya?”
“Ya. Gue pengen keluar dari kamar. Gue bosen tidur terus.”
“Oke. Gue bawa lo ke taman ya?”
“Iya.”

Aku membawa Joe ke taman untuk melihat matahari tenggelam. Sebenarnya aku sangat sedih melihat kondisinya sekarang. Dulu dia seorang yang benar-benar kuat dan selalu menang dalam pertandingan basket. Namun, dia menjadi lemah dan tak berdaya.
“Sheila. Selama gue sama lo. Gue nggak pernah bikin lo bener-bener bahagia.” katanya,
“Nggak kok. Lo itu segalanya buat gue. Lo selalu bikin gue bahagia. Coba kalau gue nggak bahagia. Gue nggak bakalan cinta sama lo.”
“Ah lo bisa aja. Oh ya, lo harus inget gue setiap malem. Apalagi waktu matahari tenggelam.”
“Emang lo mau balik ke Belanda lagi?”
“Enggak. Gue mau balik ke tempat yang bener-bener indah.” lalu dia tersenyum,
“Jangan bercanda deh!”
“Gue serius. Gue bakal tenang disana. Apalagi kalau lihat lo.”
“Nggak! Mending gue nggak lihat matahari tenggelam daripada lo pergi.”
“Cepat atau lambat gue bakal pergi La.”
Air mataku menetes. Hatiku tersayat setelah mendengar perkataan Joe. Apa aku harus menunggunya lagi? Sampai kapan?

Selama aku menghapus air mataku, aku tidak sadar kalau hal buruk menimpa Joe. Seketika darah dari hidungnya keluar begitu saja. Aku sangat panik ketika melihat wajahnya yang begitu pucat dan sepertinya ia menahan sakit.
“Joe! Lo nggak pa-pa kan?” Tanyaku dalam kepanikan,
“Eng-enggak pa-pa kok.” jawabnya pelan dan dia benar-benar menahan sakit,

Aku membawanya kembali ke kamarnya. Walau aku tahu darah seorang positif HIV itu mengandung virus dan dapat mengancamku. Aku tetap bersedia untuk menghapusnya,
“Udah La! Jangan ikutan hapus darah gue. Ntar lo ketularan!” kata Joe merasa bahwa dia menjijikan,
“Nggak Joe! Gue nggak peduli sampe gue mati juga nggak peduli.”
Sepertinya Joe benar-benar tidak kuat dengan kondisinya itu. Aku merasakan bahwa dia sangat kesakitan. Lalu dia tidak sadarkan diri.

Semenjak itu, aku berusaha untuk menjaga Joe. Dia sangatlah berharga bagiku. Aku tidak mau menunggunya lagi. Aku ingin selalu bersamanya. Namun takdir berkata lain. Tidak ada kuasa yang lebih besar daripada kuasa Tuhan. Di hari ulang tahunnya yang ke dua puluh dua, dia pergi untuk selamanya.
Hanya air mata yang bisa aku berikan untuknya. Aku mengingat senyumannya ketika ia akan pergi. Senyuman kedamaian di wajahnya. Dan lagi-lagi aku tidak mampu berbuat apapun. Aku hanya terdiam membisu.

Malam ini semakin dingin saja. Udara dingin ini menusuk tulangku bersama kenangan akan Joe yang sudah aku uraikan. Sampai sekarang aku tetap menunggunya. Menunggu sebuah hal yang sia-sia. Menunggu hal yang sudah pergi. Rasa cinta yang abadi membuatku rela untuk selalu mengenang dan menunggunya. Hanya satu pertanyaanku. Sampai kapan aku harus menunggu?

-The End-

PROFIL PENULIS
Elisabeth Cecilia


sekian sebuah novel berjudul Sampai kapan aku harus menunggu?
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
04:31

17 komentar untuk "Sampai kapan aku harus menunggu?"

  1. Valentino Febrian.blogspot.com25 June 2013 at 05:32

    sampai besok..hehe berkunjung malam hari mbak ayu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anonymous25 June 2013 at 19:33

      awas ntar di grebek *haha

      Delete
      Replies
        Reply
    2. Unknown30 June 2013 at 16:58

      @valentino ,hihi,,makasih mas

      Delete
      Replies
        Reply
    3. Unknown30 June 2013 at 16:58

      @mas andes, digrebek apa mas?

      Delete
      Replies
        Reply
    4. Rizal Uye12 July 2013 at 17:42

      di grebek satpol pp tuh,hihihi

      Delete
      Replies
        Reply
    5. Reply
  2. Faceblog Evolutions25 June 2013 at 19:31

    sampai ada yang datang menjemput *hoho

    ReplyDelete
    Replies
    1. Unknown30 June 2013 at 16:59

      hihi,,siapa yah yang menjemput?

      Delete
      Replies
        Reply
    2. Febri Gamesoft30 June 2013 at 21:47

      aku kali mbak..wkwkw

      Delete
      Replies
        Reply
    3. Rizal Uye12 July 2013 at 17:45

      tungguin aku aja yu,

      Delete
      Replies
        Reply
    4. Reply
  3. Unknown2 July 2013 at 02:38

    MENUNGGU itu memang pekerjaan yg membosankan...

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  4. Rizal Uye12 July 2013 at 17:47

    masih nuingu gak? tungguin aku yah?hehe

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  5. afada20 August 2013 at 09:13

    menunggu lah sampai yang di tunggu itu hadir, atau di gantikan dengan yang lebih baik.
    karena sesuatu yang selama ini dicari dapat hilang hanya dalam sekejap ketika sebenarnya jarak dengan kita hanya sebatas ujung kaki kita.

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  6. Unknown4 September 2013 at 22:13

    menunggu hingga habis kesabaran

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  7. Unknown16 September 2013 at 10:32

    sabar mbk.. :)

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  8. koko adyarto24 September 2016 at 09:24

    SEPERTI LAGU DANGDUT MENUNGGU MU

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  9. Stiker Jalingkut2 March 2018 at 20:00

    Nic pos dah

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
  10. Stiker Jalingkut2 March 2018 at 20:01

    Nic pos dah

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

ayo komentar nya mana?
gak boleh nakal ngepam ya
gak boleh masukin link hidup
bebas asal sopan

Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Find Us :

Komentar temen ayu

== ==

Blog Archive

  • ▼  2013 (4)
    • ▼  June (4)
      • Sampai kapan aku harus menunggu?
      • pertemuan pertama someone
      • Aboute Me
      • Buku Tamu

info blog aq

SEO Reports for notesayu.blogspot.com
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net


page visitor counter
who is online counter page visitor counter

Followers

Powered by Blogger.

Labels

ABOUTE ME Buku Tamu novel uneg-uneg
Copyright 2013 catatan ayu - All Rights Reserved
Template by Mas Sugeng - Powered by Blogger